Warna-Warni Kita

Warna-Warni Kita

Kamis, 05 Juli 2012

SYA'BAN


Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan seorang muslim. Sya’ban adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung. Islam kemudian memanfaatkan bulan Sya’ban sebagai waktu yang menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.

Adapula yang menamakan Sya’ban karena orang-orang Arab pada bulan tersebut yatasya’bun (berpencar) untuk mencari sumber air. Dikatakan demikian juga karena mereka tasya’ub (berpisah-pisah) di gua-gua. Dan dikatakan sebagai bulan Sya’ban juga karena bulan tersebut sya’aba (muncul) diantara dua bulan, Rajab dan Ramadhan. Jamaknya adalah Sya’banaat dan Sya’aabiin.

Karena bulan Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan Ramadhan, maka Sya’ban seringkali dilupakan. Padahal, semestinya tidaklah demikian. Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan, salah satunya adalah dengan berpuasa.

Sahabat Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain Ramadhan) keculai pada bulan Sya’ban?” Rasulullah saw menjawab: “Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya antara Rajab dan Ramadhan, di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalaku diangkat, aku dalam keadaan puasa”. (HR. Abu Daud dan Nasa’i)

Selain disunnahkan puasa Sya’ban, umat Islam juga dianjurkan untuk sholat sunnah pada malam harinya atau yang disebut dengan Sholat Nisfu Sya’ban. Nisfu artinya setengah atau seperdua, dan Sya’ban adalah bulan kedelapan dari tahun Hijrah. Nisfu Sya’ban secara harfiyah berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban.

Imam al-Gazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam Syafa’at, karena menurutnya, pada malam ke-13 dari bulan Sya’ban, Allah swt memberikan sepertiga syafa’at kepada hamba-Nya. Lalu pada malam ke-14, seluruh syafa’at itu diberikan secara penuh. Meskipun demikian ada segelintir orang yang tidak diperuntukkan pemberian syafa’at kepadanya. Orang-orang yang tidak diberi syafa’at itu antara alain ialah orang-orang yang berpaling dari agama Allah dan orang-orang yang tidak berhenti berbuat keburukan.

Nisfu Sya’ban dinamakan juga sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah. Nabi saw bersabda: “Tatkala datang malam Nisfu Sya’ban, Allah memberikan ampunan-Nya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang syirik (musyrik) dan berpaling dari-Nya.” (HR. Ahmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar